Kawasan malioboro selalu menjadi magnet tempat berkumpul orang², sama seperti halnya kawasan jam gadang di bukittinggi yang merupakan daerah domisili kami 3 tahun yang lalu
Pindah domisili atau dalam dunia pariwisata dikenal dengan istilah nomadic lifestyle traveler mungkin bagi sebagian orang sangat merepotkan tapi bagi kami hal tersebut asik untuk dinikmati, mumpung anak² masih bisa diajak kompromi dan kalau tidak sekarang kapan lagi? dan tentunya itu semua kami lakukan untuk tujuan yang jelas yaitu melanjutkan studi
Setahun lebih tinggal di jogja membuat kami benar² dapat merasakan bagaimana vibes kehidupan di sini, Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada hal negatif serius yang mengusik kehidupan dan jujur saja kami merasa betah di sini hanya saja daerah ini terlalu jauh dari family dan kampung halaman kami yang terletak paling barat provinsi jambi
Di jogja kami tinggal sekitar 10 km dari pusat kota yang mayoritas masyarakatnya adalah pribumi, mereka hidup sederhana dan bersahaja dalam lingkungan yang sehat dengan sopan santun dan nilai toleransi yang cukup tinggi, mungkin karena masih berpegang teguh terhadap adat istiadat yang masih dilestarikan hingga kini
Salah satu falsafah kehidupan di sini adalah 'nerimo' yang secara eksplisit dapat diartikan sebagai 'mengalah, ikhlas dan sabar', jarang sekali terdengar debat warung kopi di sini karena semua orang saling menghormati dan merasa rendah hati, hal tersebut merupakan hikmah yang dapat diambil selama kami domisili di daerah istimewa ini
Tidak terasa kurang satu tahun lagi kami di sini, banyak moment dan kenangan indah yang suatu saat pasti akan kami rindukan, jogja memiliki arti tersendiri dalam perjalanan kehidupan kami selain kota bukittinggi, tempat tinggal kami kota jambi dan kampung halaman tercinta kami yaitu bumi sakti alam kerinci
Travel vlog di pantai Gunungkidul :
Travel vlog di pantai Parangtritis :
Travel vlog di Keraton Ratu Boko :
Terima kasih
Comments
Post a Comment